Berikanlah Waktumu Sampai Akhir Hidup
Setiap tanggal 29 Juni, Gereja merayakan hari raya Santo Petrus dan Paulus. Mengapa? Untuk menghormati kemartiran mereka. Santo Petrus dipanggil oleh Yesus saat bekerja sebagai seorang nelaya. Ia menjawab panggilan itu dengan hati yg tulus dan juga siap menjadi penjalah manusia.
Sementara Santo Paulus adalah orang yang kajam karena membunuh pengikut Yesus. Namun dari kejahatannya, Yesus memakai Dia untuk mewartakan injil kepada semua orang yang belum percaya kepada Yesus. Kehidupan Santo Paulus dihiasi oleh banyak pengalaman bahagia dan penderitaan. Paulus pernah berkata, “Darahku sudah mulai dicurahkan sebagai persembahan dan saat kematianku sudah dekat. Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman. Sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran yang akan dikaruniakan kepadaku oleh Tuhan” (2 Tim. 4:6-8).
Santo Petrus dan Paulus merupahkan tokoh gereja yang membawa kita semua kepada Tuhan Yesus. Mereka rela berkorban bahkan menyerahkan nyawa karena mengasihi Yesus. Kita semua dipanggil untuk mewartakan injil dengan cara kita masing-masing. Kita harus berkorban bagi sesama dalam seluruh aktivitas. Kita perlu bertanya sudahkah kita menjalankan pekerjaan, jabatan, dan tugas kita dengan benar? Semua itu butuh komitmen yg tinggi, kesetiaan, kesabaran, dan kesungguhan hati untuk menjadi pelayan Tuhan. Menjadi pelayan Tuhan berarti terlebih dahulu member teladan hidup bagi orang lain dan hidup dalam kebenaran sampai akhir hidup kita.
SR. LUSIA ABI, DCPB, Bertugas di Italy