Butir-Butir Persoalan Pastoral yang diangkat dalam Sinodal Tingkat Paroki Benlutu pada tanggal 12 November 2021 dengan Tema : Persekutuan, Partisipasi dan Perutusan melalui proses dalam diskusi kelompok dan pleno berdasarkan “instrumentum Laboris” sebagai acuan dari Paus Fransiskus
Pertanyaan Penuntun : apa itu “Persekutuan, Partisipasi dan Perutusan ? dan bagaimana pendapat, pandangan dan pemahaman tentang “Persekutuan, Partisipasi, Perutusan” sebagai umat Allah dalam keluarga, KUB, wilayah, komunitas hidup bakthi, organisasi rohani gerejani yang ada dalam paroki benlutu, berkaitan dengan :
1. Kehidupan ekonomi
2. Budaya setempat
3. Lingkungan hidup
4. Kehidupan sosial – kemasyarakatan
5. Komunitas Gerejani (liturgi dan sakramental).
Metode yang dipakai : berproses melalui diskusi kelompok (ada sharing bersama) lalu menemukan persoalan pastoral (asinodal) ke Pintu masuk (sharing) dan Pintu keluar (sinodal). Pendataannya sebagai berikut :
1. Persekutuan : (kebersamaan, persatuan dan persaudaraan) :
a. Kehidupan Ekonomi umat :
- Banyak umat hidup sebagai petani musiman dengan pendapatan rendah dan belum mencukupi kebutuhan hidup setiap bulan
- Umat masih terlilit utang
- Belum mampu membiayai pendidikan anak hingga tingkat perguruan tinggi
- Banyak umat merantau mencari kerja di daerah lain maupun luar negeri
- Mental mengharapkan bansos dari pemerintah maupun pihak lain
b. Budaya setempat :
- Budaya “oko mama” dipakai dalam berpolitik untuk menentukan seorang pemimpin membuat umat terpecah dan tidak punya prinsip
- Urusan adat yang berlarut-larut dalam mengatasi persoalan disertai denda yang tinggi bila ada kesalahan membebani dan merugikan salah satu pihak (Perkelahian, peminangan, dll.)
- Selalu mengeluh tanpa berjuang memperbaiki diri (sikap pasrah)
c. Lingkungan hidup :
- Masih terjadi penebangan liar pada hutan
- Banjir dan erosi di musim hujan
- Sumber mata air menurun bahkan hilan ketika musim panas
d. Kehidupan sosial-kemasyarakatan :
- Sifat iri hati dan cemburu terhadap orang lain yang berkembang baik
- Gosip dan berpikir serta berprasangka negatif mengakibatkan pertengkaran/ perkelahian terjadi dalam keluarga maupun dengan tetangga
- Mengucilkan “orang kecil” (diskriminatif), merendahkan martabat orang yang tidak berpengaruh dalam masyarakat
e. Komunitas Gerejani (Liturgi dan Pelayanan sakramen)
- Persoalan pribadi dibawa ke Kombas, wilayah, Kapela dengan berbagai dalih atau alasan yang menjebak
- Pilih kasih dalam pelayanan di kombas, wilayah dan kapela disebabkan oleh hubungan tidak harmonis pemimpin kombas, wilayah dan kapela dengan umat
- Para pengurus membuat aturan-aturan di tingkat wilayah dan kapela yang tidak sesuai dan tidak diketahui oleh pastor paroki sehingga mengucilkan umat
- Sebagian kecil umat apatis, malas berdoa bersama dan merayakan ekaristi. Di kapela, Ketika ada tanggungan liturgi oleh KUB, hanya umat KUB itu yang hadir sedangkan umat dari KUB lain tidak hadir
- Banyak keluarga yang belum menerima sakramen nikah
2. Partisipasi : (keterlibatan aktif, peran serta)
a. Kehidupan Ekonomi umat :
- Banyaknya tunggakan kewajiban-kewajiban dalam hal keuangan yang menjadi kesepakatan bersama di paroki dan kapela seperti : iuran gereja mandiri, sumbangan swadaya pembangunan dan sebagainya
- Mental pinjam/ utang lantas enggan untuk mengembalikan pinjaman atau melunasi utang (mencari keuntungan sendiri dan menyusahkan orang lain)
- tidak terbuka dalam mengelola ekonomi rumah tangga (keluarga) sehingga terjadi salah paham
b. Budaya setempat :
- Masih ada sikap menutup diri dan mempertahankan budaya sebagai orang pribumi (orang asli) terhadap para pendatang
- Sukuisme dalam hubungan kekeluargaan yang saling mempengaruhi dalam partisipasi
c. Lingkungan hidup :
- Lemahnya kesadaran menghijaukan lahan gundul, tandus dan rawan longsor
- Membuang sampah di sembarangan tempat
d. Kehidupan sosial-kemasyarakatan :
- Masih ada sifat egois atau ingat diri
- Membentuk kubu (kelompok) untuk mendukung atau menghambat kegiatan bersama
e. Komunitas Gerejani (Liturgi dan Pelayanan sakramen)
- Masih ada umat yang mau ikut misa di gereja saja namun kalau ada kerja bakti di Gereja tidak pernah ikut
- Umat menuntut adanya pelayanan doa, misa dan sakramen untuk keluarganya sedangkan kalau dari gereja mengundang atau membuat kegiatan selalu bersikap apatis
- Sedikitnya kehadiran umat dalam kegiatan rohani di KUB seperti : katekese, doa Rosario dan sebagainya.
3. Perutusan : (misi atau tindak lanjut dalam kehidupan)
Persoalan-persoalan yang terjadi dalam Persekutuan dan Partisipasi berdasarkan 5 bidang dalam Instrumentum Laboris tentunya menghambat Perutusan Gereja dalam dunia ini. Asinodal (tidak berjalan bersama) mengakibatkan dosa dan melemahkan semangat pewartaan Injil.
Sinodal : Akar katanya dari bahasa Yunani yakni “Sin” artinya bersama dan “Odos” artinya berjalan singkatnya berjalan bersama menjadi Pintu keluar yang mendalam secara rohani. Ada kesadaran untuk bertobat (bermetanoya) dalam berjalan bersama dengan semangat Injil. Dalam sinodal, semua orang yang terlibat di Paroki Benlutu diajak untuk berbicara dan saling mendengarkan. Ada persoalan dalam karya pastoral, persoalan itu perlu dicari solusi atau jalan keluarnya demi kebaikan bersama (bonum Comune).
Memahami sinodal dengan pengertian berjalan bersama tentunya saling menggenggam atau berjabatan tangan menjadi kekuatan kesatuan, keterlibatan dan perutusan. Sinodal mengajak umat Paroki Benlutu untuk melihat persoalan pastoral bukan untuk
menyelesaikan persoalan tersebut dengan pikiran atau akal budi dan gagasan yang menakjubkan melainkan merefleksikan persoalan pastoral tersebut dengan hati dan bathin yang terbuka (sikap rohani) terarah pada sikap tobat yang dimulai dari kesadaran diri setiap umat sembari sistim hirarki (fungsi konsultatif) dari atas ke bawah dan dari bawah berkonsultasi ke atas. Kegiatan sinodal yang telah dilaksanakan ibarat pengakuan dosa secara umum melalui Sharing Pengalaman iman dan absolusinya melalui Ekaristi syukur, dimana rahmat dari Tuhan memberkati hidup orang beriman. Inti sinodal adalah Doa – Sharing (dialog, diskusi) – Ekaristi sebagai puncaknya sehingga tema Persekutuan = doa; Partisipasi = Sharing pengalaman atau diskusi dan Perutusan = misa atau ekaristi syukur tanda perutusan ke dalam dunia yang memiliki wajah baru yakni semangat pertobatan menghayati Injil sebagai kabar gembira. RDHP.
Tinggalkan Komentar post