
P. Lecho, SVD berangkat ke Soe dari Noemuti untuk melihat-lihat keadaan. Selama satu minggu menginap di rumag Gerardus Nona asal Nita, Flores. Rumah terletak di pinggir jalan (Kantor Departemen Agama Dati II TTS sekarang). dia mempunyai satu restoran “Cinta Damai”.

Tanggal 8 September 1953 stasi Soe diresmikan sabagai paroki. Pelindung paroki, dipilih Sancta Maria Dolorosa atau Maria Berdukacita. Menurut kebiasaan gambar atau patung pelindung paroki harus terpampang di gereja pusat paroki. Tapi pelindung paroki SoE pada waktu itu belum ada gambarnya. Salah satu karangan dari pastor Lecho tentang gereja Soe melayang sampai ke benua Australia. Seorang imigran benua kangguru, Oskar Fikar, sempat membaca keluhan pastor yang juga punya tanah tumpah darah leluhur yang sama. Seniman Slowakia ini segera angkat pena dan melayangkan suratnya ke wilayah Timor Tengah Selatan dengan berita: “Pastor, saya rela menggambar suatu lukisan untuk gereja Soe. Hidupku penuh kesusahan. Saya coba mengungkapkan kedukaanku itu dalam gambar Maria.”
Tanggal 2-10-1975 kapela Ekanaek terbakar. Disebabkan oleh kelalaian umat karena tidak hati-hati waktu membakar alang-alang sehingga nyala api membakar rumah gereja yang didirikan dengan susah payah. Pada salah satu kunjungan di tahun berikutnya, pastor Lecho merayakan Ekaristi bersama umat di atas bekas tanah gereja yang terbakar itu. Kebaktian di bawah panas terik matahari yang mencucurkan keringat itu memacu mereka untuk membangun lagi satu tempat ibadat yang pantas. Dalam sekejab waktu rumah kapela baru sudah berdiri.
Maka pada tahun 2002, Stasi Benlutu dinaikan statusnya menjadi Kuasi Paroki Benlutu dengan pastor kuasi adalah P. Damasus Sumardi, CMF
Bapak Uskup Agung Kupang, Mgr. Petrus Turang menetapkan status Stasi Benlutu menjadi Kuasi Paroki dengan nama santo pelindung Paroki adalah St. Vinsensius A Paulo