Kamis, 16 Juni 2022
Sir 48:1-14; Mat 6:7-15
Injil pada hari ini berkisah tentang pengajaran Yesus. Kali ini, Yesus mengarahkan perhatian pendengar-Nya untuk mendengarkan pengajaran tentang kehidupan doa. Yesus mengharapkan agar para pendengar-Nya dapat memiliki kehidupan doa yang mau mengarahkan hati secara sungguh kepada Tuhan, bukannya menjadikan doa sebagai sarana untuk mempertontonkan pietisme di depan banyak orang agar dinilai sebagai orang saleh.
Berdoa merupakan suatu aksi mengarahkan hati dari seorang yang tidak sempurna kepada Allah Yang Sempurna. Dari pengertian ini, maka berdoa bukan perkara memaksakan kehendak dari yang tidak sempurna kepada Yang Sempurna, tetapi perkara bagaimana dia bisa meletakan kehendak Allah di atas kepentingan kehendaknya sendiri.
Ketika Yesus mengajarkan perihal berdoa ini, hal utama yang perlu diperhatikan adalah bagaimana seseorang bisa meletakan kehendak Allah sebagai yang paling utama. Benar bahwa ketika berdoa kita “meminta” pada Tuhan agar Tuhan mau mendengarkan apa yang kita minta. Tetapi yang paling penting adalah bagaimana hati kita terarah pada Dia sekaligus membiarkan kehendak-Nya menjadi raja atas permintaan kita.
Semoga, dengan inspirasi Injil hari ini, kita bisa berdoa dengan lebih intens sembari terus membuka diri kita yang tidak sempurna terhadap kehendak Dia Yang Mahasempurna. Keindahan sebuah doa tidak terletak pada keindahan permainan kata di hadapan Tuhan, tetapi terletak pada indahnya kita mengarahkan hati pada Tuhan dan membiarkan kehendak-Nya bekerja atas kita. (mario f. cole putra, cmf)
Tinggalkan Komentar post