Catatan Suram Keadilan di TTS

0 2

 

Saya menemukan satu postingan facebook dengan judul ‘TTS Sudah Tidak Adil Lagi’ atas nama Angella Marichy Fallo. Tulisan ini merupakan respon atas tindakan pihak medis di Kabupaten TTS yang menguburkan seorang pasien asma bersama Ibu Yasinta Kase dari Fatumetan, TTS.  Tulisan ini merupakan aksi protes keluarga atas vonis pihak medis bahwa ibu Yasinta Kase meninggal karena terpapar Covid-19.

Ibu Yasinta Kase masuk Rumah Sakit Umum Soe pada hari Jumat, 16 Juli 2021 dan dinyatakan meninggal pada pukul 22:00 wita. Seketika itu juga jenazahnya dimakamkan diam-diam di Tempat Pemakaman Umum khusus Covid-19 Oebaki TTS. Hasil pemeriksaan keluar pada hari Sabtu 17 Juli 2021 bahwa pasien atas nama Yasinta Kase negatif Covid-19.

Surat tersebut didiamkan oleh pihak medis selama tiga minggu dan hari ini, Kamis 5 Agustus 2021, pihak keluarga baru mendapatkan surat tersebut dan hasilnya adalah negatif Covid-19. Ibarat nasi telah menjadi bubur. Hal ini harus dialami oleh keluarga Bapa Ansel Fallo di mana ia harus menerima kenyataan super pahit.

 Jelas-jelas ini merupakan tindakan yang tidak berperi kemanusiaan sebab belum ada hasil untuk memastikan apakah pasien positif Covid-19 atau tidak, pihak medis dan gugus Covid-19 dengan penuh semangat menguburkan jenazah non Covid-19 seperti menguburkan binatang. Tanpa upacara agama sebagai bentuk penghormatan atas martabat manusia yang secitra dengan Allah.

Tindakan pihak rumah Sakit bukan hanya tidak manusiawi tetapi juga memperkosa martabat manusia. Ingat! Manusia adalah makhluk istimewa sebab segambar dengan Allah. Jika pihak manapun memeperlakukan sesamanya manusia dengan tidak bermoral ia melawan Allah dan murka Allah akan turun atasnya sebab telah memperkosa martabat manusia.

Miris rasanya melihat sesama manusia diperlakukan seperti binatang. Yang akan dihadapi adalah murka Allah bukan balas dendam manusia sebab manusia adalah makhluk yang rapuh dan terbatas. Kita telah bertindak di luar garis batas kemanusiaan. Covid-19 jangan dijadikan lahan bisnis untuk meraup keuntungan di atas penderitaan sesama manusia. jika positif Covid-19 katakan iya jika tidak, katakan tidak.

Jangan keenakan dengan honor Covid-19 lalu mengabaikan martabat manusia. perbuatan kita akan diadili oleh pengadilan tertinggi Kristus. Dan barang siapa menjadikan kesempatan ini sebagai lahan bisnis, ia akan menanggung resikonya bersama keluarganya.

  Miris rasanya setelah membaca postingan di atas. Jika kita masih diberi hati nurani, maka gunakanlah demi kemanusiaan sebab perbuatan kita saat ini akan diperhitungkan di kemudian hari. Suatu saat kita akan melihat bahwa kebenaran akan terungkap dan segala jenis kejahatan akan terbongkar dan silahkan menghadapinya dengan gaya kita masing-masing. Mari kita bijaksana dalam melayani sesama manusia. keselamatan jiwa manusia adalah hukum tertinggi. Salus animarus suprema lex!!!!!

Loading...

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. Accept Read More